Ilmu Dakwah, Tazkiyatun Nafs

Maafkanlah

Seandainya kesalahan yang biasa aku lakukan sebatas pada suka pamer dan menyenangi waktu luang, tentulah kedua penyakit ini bisa...

Written by umws · 40 sec read >

Seandainya kesalahan yang biasa aku lakukan sebatas pada suka pamer dan menyenangi waktu luang, tentulah kedua penyakit ini bisa diobati dengan melakukan dua hal, yakni: dengan menggugah semangat diri dan menyadarkannya.

Akan tetapi kedua penyakit tersebut menular dan gabungan keduanya melahirkan penyakit baru yang lebih parah, yaitu: dada menjadi sempit untuk memberi maaf. Padahal penelitian tentang kehidupan berorganisasi telah mengisyaratkan kepada orang-orang yang menerjuninya untuk bersikap pemaaf. Membiasakan diri untuk memberi maaf adalah suatu keharusan.

Ada kalanya sebagian orang mengira bahwa ungkapan seperti ini lebih tepat untuk dikategorikan sebagai nasihat umum daripada dianggap sebagai materi dalam pembahasan fiqh dakwah. Akan tetapi, bagi orang yang kesehariannya menerjuni operasional dakwah Islam dia pasti mengetahui betapa pentingnya hal ini. Dia mengetahui bahwa sikap ekstrem dan bahaya yang sesungguhnya terletak pada diri orang yang meremehkan nasihat ini.

Pemahaman inilah yang melatarbelakangi para da’i terdahulu dan masa kini dalam nasihat mereka untuk menekankan sikap berlapang dada dan mempererat tali kasih persaudaraan di antara para aktivis dakwah. Pionir mereka Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Barang siapa mencari sahabat yang tidak mempunyai aib, maka dia akan menjadi seorang yang tidak mempunyai sahabat”.

#arraqaiq #muhammadahmadarrasyid #themarbots #marbotmuda #marbotnusantara

Bangunan Islam

umws in Ilmu Dakwah, Tazkiyatun Nafs
  ·   1 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *