Seorang Da’i, kehidupan dakwahnya akan hampa dari nilai, wibawa, dan pengaruh. Manakala dia tidak membekali diri dengan bekal da’wah yang cukup, manakala dia lalai terhadap bekal-bekal ruhaniah yang lengkap.
Maka, kelalaian ini akan membuatnya terperangkap dalam sifat ujub, nifaq dan riya’. Terjerumus ke dalam lumpur kebanggaan, kesombongan dan egoisme. Ia akan berda’wah untuk dirinya, bukan untuk Allah. Akan membangun kejayaan bagi dirinya bukan untuk Islam. Ia akan bekerja untuk kebahagiaan di dunia dan bukan untuk kehidupan akhirat kelak. Dari sinilah timbul penyimpangan, keruntuhan dan kehancuran.
Maka, menjadi kesepakatan bahwa iman, ikhlas, sabar, dan optimisme merupakan sifat-sifat fundamental dalam mencetak jiwa-jiwa seorang Da’i dalam persiapannya membekali diri dengan bekal da’wah. Dan sifat-sifat ini hanya dapat dimiliki oleh seorang mu’min yang telah merasakan nikmatnya iman, menyatukan diri dengan Islam, dan terus melangkah menuju tujuannya. Kemudian meraih kemenangan dengan izin Allah atau menemui-Nya sebagai syahid tatkala menghadapi cobaan dan ujian.
#tarbiyahruhiyah #mencapaiderajattaqwa #DrAbdullahNasih‘Ulwan
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ…
Nak, izinkan Ummimu bercerita tentang seseorang ummahat yang menginspirasi Ummi untuk senantiasa bersemangat menghadiri kajian…
Bulan Oktober ini saya punya satu azzam, menuliskan resume atau hikmah buku yang selesai saya…
By. Satria Hadi Lubis Saya sering mengisi pelatihan mentoring (liqo' atau halaqoh), dan sering ditanya…
Lebih dari sekedar lingkaran Lingkaran bak medan listrik Kala aku hadir di medan itu Tentulah…